Jumat, 30 Desember 2011

Mencegah dan Mengatasi Penyakit Remaja

Dalam kamus besar Bahasa Indonesia arti remaja adalah mulai dewasa, muda dan pemuda. Menurut salah seorang ahli bernama Hurlock mendefinisikan, bahwa remaja itu adalah satu masa peralihan di mana telah terjadi perubahan-perubahan secara fisik dan psikologis dari masa anak-anak ke masa dewasa. Perubahan psikologis ini mencakup intelektualnya, kehidupan emosi, kehidupan sosial dan seksual.

Remaja menentukan masa depan bangsa, bila remajanya berkualitas maka bangsanya juga akan berkualitas. Menurut dalam WHO yang menyebutkan setiap tahun ada sekitar 500 ribu perempuan yang meninggal dunia karena melahirkan dan lebih dari 65 ribu diantaranya adalah remaja perempuan meninggal karena aborsi yang tak aman .

Menurut data dari kantor BKKBN pusat ada 15 juta perempuan remaja melahirkan anak di mana sebagian besar mareka sudah melakukan hubungan seksual sebelum menikah dan ada sekitar 42 juta penduduk dunia saat ini menderita HIV/AIDS dan separuh dari mereka adalah remaja. Masalah lain yang sangat menonnjol dalam masalah remaja adalah kebutuhan kuat unntuk memperoleh tempat dalam lingkup teman sebaya caranya antara lain adalah tampil trendy secara fisik sebagai contoh adalah potongan rambut, penataan dan pewarnaannya serta pakaian dan aksesorisnya. Di rumah mereka menunjukkan sikap semau gue, sulit diajak kompromi dan cenderung merahasiakan apa yang dilakukan teman sebaya .

Mereka mulai mencoba merokok, ingin mengendarai mobil sendiri enggan pergi bersama keluarga terutama orang tua, kehidupan emosi mereka sangat peka, artinya kesedihan, kegembiraan dan kemarahan silih berganti dengan mudah tanpa terduga .

Istilah lain dari penyakit remaja menurut Prof. Dr. Dadang Hawari dikenal dengan MOLIMO (5-M) yang merupakan singkatan dari madat, minum, main, maling dan madon. Salah satu penyebabnya adalah lemahnya penegakan hukum. Hal ini disebabkan antara lain oleh kemiskinan yang mencakup 5 jenis, yaitu kemiskinan materi, kemiskinan iman dan kemiskinan informasi.

Pertanyaanya sekarang adalah bagaimana kita, baik sebagai orang tua atau remaja itu sendiri, mampu mengelola problematika ini menjadi potensi yang konstruktif ? Sejauh orang tua dan guru mampu memberikan toleransi dan pemahaman yang diperlukan remaja pada saat melalui masa transisi ini, maka permasalahan tersebut akan teratasi dan dalam waktu kurun waktu sekitar 6-12 bulan. Setelah masa itu berlalu secara perlahan dan bertahap terjadi proses penurunan gejolak emosi. Masuklah remaja ke tahap awal perkembangan jiwa dewasa.

Ada 7 kiat-kiat remaja mengatasi masalah-masalah tersebut di atas mengambil istilah Aa Gym 7T yaitu tenang, terencana, terampil, tertib, tekun, tegar dan tawadhu.

Tenang sebagaimana dalam surat Al-Ra’du 28 yang artinya “Ingatlah hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram. Tentu hal ini akan tercapai apabila kita memiliki keyakinan yang mantap kepada Allah dengan cara menambah ilmu, mengamalkanya dan selalu berdoa.

Terencana ( QS Al-Hasyr 18) Ada sebuah ungkapan berbunyi “gagal dalam merencanakan sama dengan merencanakan gagal artinya bila kita tidak terlatih untuk membuat perencanaan di dalam hidup ini sudah bisa dipastikan aneka ragam kerugian akan mendatangi kita.

Terampil, orang yang terampil tampak dari kecekatannya dalam berprilaku aktif, kreatif dan mandiri serta mencerminkan jiwa kepemimpinan yang selalu peka terhadap lingkungan sekitar.

Tertib artinya teratur semua pekerjaan yang dilakukan penuh keteraturan, pekerjaannya tertata, prosedural dan terpantau.

Tekun artinya ketangguhan dalam berproses ( istiqamah) karena dalam hadist dikatakan amal yang disuai oleh Allah ialah amal yang sedikit namun dikerjakan terus-menerus. Hadist lain mengatakan “Barang siapa yang bersungguh-sungguh pasti ia akan berhasil.

Tegar identik dengan sabar artinya bersabar ketika menghadapi masalah.

Tawadhu artinya rendah hati tidak sombong ia sadar benar karena apa yang dihasilkannya itu semua hanya mngkin terjadi karena seiizin Allah SWT.
Free Template Blogger collection template Hot Deals SEO

0 komentar:

Posting Komentar