Minggu, 11 Desember 2011

perkembangan sosial anak masa sekolah menengah

Perkembangan Sosial Anak Masa Sekolah Menengah

Sabtu 16 Jul 2011 07:18 PM Alim Sumarno, M.Pd
Persahabatan pada saat anak memasuki remaja, perubahan-perubahan pada hakikat persahabatan juga terjadi. Pada umumnya, jumlah waktu yang dihabiskan bersama teman-teman meningkat secara tajam; remaja menghabiskan waktu lebih banyak waktu dengan teman sebaya daripada dengan anggota keluarga atau dengan diri mereka sendiri. Dalam kenyataannya, dibandingkan dengan remaja Jepang dan Rusia yang sebaya, yang menghabiskan waktu dua sampai tiga jam seminggu dengan teman-teman mereka , anak-anak Amerika belasan tahun rata-rata menghabiskan 20 jam per minggu bersama teman-teman mereka di luar waktu sekolah (Czikszentmihalyi & Larson, 1984). Remaja yang memiliki persahabatan yang menyenangkan dan harmonis juga melaporkan tingkat harga-diri yang lebih tinggi, kurang kesepian, memiliki keterampilan –keterampilan sosial yang lebih matang, dan bertindak lebih baik di sekolah daripada remaja yang kurang dalam berteman (Slavin-Williams & Berndt, 1990). Selama remaja kapasitas untuk saling memahami dan pengetahuan bahwa orang lain merupakan individu unik dengan perasaan-perasaan mereka sendiri juga menyumbang kepada suatu peningkatan dramatis dalam penyikapan-diri, keintiman, dan loyalitas di antara teman (Damon, 1983).  Pada saat remaja awal berjuang untuk memantapkan identitas pribadi yang bebas dari identitas orang tua mereka, mereka juga terus berpaling kepada teman sebaya mereka untuk kemanan dan dukungan sosial. Sementara anak-anak usia sekolah dasar melihat kepada orang tua untuk mendapatkan dukungan seperti itu,  menjelang kelas satu sekolah menengah pertama, teman-teman dengan jenis kelamin sama dipersepsi sebagai orang tua yang memberikan dukungan, dan menjelang kelas satu sekolah menengah atas mereka dipersepsi sebagai sumber utama dukungan sosial (Furman & Buhrmester, 1992). Hubungan dengan teman sebaya. Di samping dengan teman-teman dekat mereka, kebanyakan remaja juga memberikan nilai tinggi pada kelompok teman sebaya yang lebih besar sebagai sumber ide dan nilai di samping persahabatan dan hiburan. Penyesuaian dengan tekanan teman sebaya paling tinggi terjadi di antara usia 11 smpai 13 tahun, namun menjelang remaja akhir, penyesuaian dengan tekanan teman sebaya telah berkurang kembali ke tingkat-tingkat yang ditemukan pada anak-anak pertengahan (Berndt, 1979). Hakikat hubungan teman sebaya pada remaja telah tercirikan dari sudut pandang status social dan pergaulan teman sebaya. Status social, atau tingkat –tingkat penerimaan oleh teman sebaya, dikaji menurtt kelompok-kelompok status yang sama yang teridentifikasi pada anak-anak pertengahan. Seperti halnya dengan anak-anak berusia sekolah dasar, remaja popular dan diterima-baik cenderung memperagakan keterampilan-keterampilan akademik dan pemecahan konflik positif, perilaku prososial, dan kualitas kepemimpinan, sedangkan anak-anak yang ditolak dan kurang-diterima cenderung memperagakan perilaku agresif dan antisoasial serta kinerja akademik tingkat-tingkat rendah (Parkhurst & Asher, 1992). Anak-anak yang ditolak secara social ini teramati memiliki resiko tinggi dalam masalah-masalah akademik dan social (Parker & Asher, 1987). Sementara itu, dalam studi terkini, Wentzel dan Asher (1995) menemukan bahwa anak-anak sekolah menengah yang ditolak namun patuh secara social tidak memperagakan masalah-masalah yang berkaitan dengan sekolah yang sama seperti teman-teman sebaya mereka yang ditolak dan aagresif. Temuan-temuan ini memberi kesan bahwa penolakan teman sebaya bersama-sama dengan perilaku negative menempatkan anak-anak ini dalam resiko. Hubungan-hubungan teman sebaya dalam remaja juga telah diteliti dari sudut pandang klik dalam pergaulan remaja terkait (Brown, 1990). Suatu klik merupakan kelompok kecil, kelompok intim yang terbentuk oleh kesamaan kepentingan, kegiatan, dan teman-teman dari anggota-anggotanya. Sebaliknya, suatu pergaulan adalah kelompok lebih besar yang ditetapkan berdasarkan reputasinya. Di sekolah menengah , kesamaan cap yang menandai pergaulan misalnya pencandu obat bius (druggies). Kesetiaan terhadap klik atau pergaulan adalah hal biasa selama remaja namun tidak dengan sendirinya berlaku selamanya atau stabil. Meskipun tekanan untuk menyesuaikan diri dapat amat kuat di dalam kelompok –kelompok ini, hanya remaja yang termotivasi tinggi terpengaruh secara signigfikan oleh norma-norma ini (Brown, 1990). Masalah-masalah emosional yang berkaitan dengan perkembangan fisik, kognorif, dan sosial dari anak-anak usia kelas-kelas tinggi sekolah dasar adalah hal biasa. Meskipun praremaja pada umumnya bahagia dan optimis, mereka juga mengidap banyak ketakutan, seperti takut tidak diterima dalam kelompok teman sebaya, tidak memiliki teman baik, dihukum oleh orang tua mereka, orang tua mereka bercerai, atau tidak dapat berprestasi baik di sekolah. Emosi-emosi lain dari kelompok ini termasuk marah (dan takut tidak dapat mengendalikan kemarahan), bersalah, frustasi, dan cemburu. Praremaja memerlukan bantuan dalam menyadari bahwa emosi –emosi dan ketakutan-ketakutan itu merupakan bagian alami dari pertumbuhan. Orang dewasa harus mengijinkan mereka berbicara tentang emosi-emosi dan ketakutan-ketakutan ini, meskipun jika pembicaraan mereka tampak tidak realistis di mata orang dewasa. Perasaan bersalah sering muncul apabila ada konflik antara tindakan-tindakan anak-anak (berdasaekan nilai-nilai kelompok teman sebaya) dan nilai-nilai orang tua mereka. Marah adalah emosi biasa yang lain pada usia ini. Kemarahan diperagakan dengan intensitas lebih tinggi dibandingkan dengan banyak emosi-emosi lainnya. Seperti orang tua sering mengatakan kepada praremaja mereka agar mereka seharusnya tidak takut, orang tua juga sering mengatakan kepada mereka hendaknya mereka tidak mudah marah. Kesulitannya,hal ini merupakan harapan yang tidak realistik, meskipun untuk orang dewasa.
Free Template Blogger collection template Hot Deals SEO

0 komentar:

Posting Komentar